• Skip to main content
  • Skip to primary sidebar

Juli Sugianto

Open Your Mind

  • Hi
  • Hypnosis
  • NLP
  • Web Development
  • Program Hipnoterapi Ikhlas
  • Hubungi Juli

Minta dimengerti ?

June 20, 2018 by Juli Leave a Comment

Salah satu kasus yang sering terjadi dalam masalah relationsip baik itu konteks pasangan hidup, keluarga, atau antar rekan kerja adalah masalah pengertian. Sering sekali permasalahan yang muncul selain masalah miskomunikasi, adalah massalah pengertian. Antar pasangan saling minta untuk dimengerti, normal bukan ?

Suatu hari saya kedatangan pasangan yang ingin berkonsultasi, mereka mengalami “ke-retak-an” dalam hubungan mereka, sang wanita sudah memutuskan bahwa hubungan mereka tidak layak untuk dipertahankan sedangkan yang pria masih kekeh ingin mempertahankan hubungan ini.

Dalam obrolan singkat dengan mereka berdua saya menemukan pernyataan yang sering dilontarkan oleh wanita , yaitu “Dia tidak pengertian”, dan sang pria juga mengatakan  “Saya mengerti kamu, tapi kamu juga harus memahami saya donk!’.

Lain waktu saya mendapatkan kasus masalah keluarga, datang seorang ibu dengan anaknya yang remaja.Sang ibu adalah wanita pekerja dan suaminya  bekerja di luar kota, mereka memiliki seorang putra yang berusia 19 tahun. Sang ibu membawa anaknya ingin diterapi agar menjadi anak yang penurut. Permintaan seperti ini muncul karena ibunya merasa anaknya tidak mematuhi perintahnya seperti “Jangan bermain game terlalu sering!” dan “Belajar yang giat, jangan sampai mama dipanggil guru melulu karena nilai kamu!” dan ibu juga mengatakan “Kamu, nga ngertiin Mama yah, Mama sudah kerja dari pagi sampai malam buat biaya hidup dan sekolah kamu, tapi kamu malah seperti ini”, dan anaknya merespon dengan sikap yang jutek – acuh tak acuh. Masalah yang cukup sering terjadi bukan?.

Masih banyak lagi kasus-kasus seperti ini terjadi dalam lingkungan kita, mungkin juga terjadi dalam kehidupan kita. Apakah masalah seperti ini dapat diatasi dengan hipnoterapi, membuat orang lain dihipnotis agar menjadi penurut dan pengertian?.

Lalu, jika orang lain berhasil dihipnotis menjadi penurut, apakah itu akan menyelesaikan masalah? Lalu dimana yang namanya “kehendak bebas” manusia?.

Menurut saya masalah ini tidak dapat diatasi dengan sekedar menghipotis pasangan / anak / orang lain menjadi penurut.  Masalah ini justru akan menjadi semakin rumit jika orang lain menjadi penurut, akan muncul masalah-masalah lainnya yang tidak kita sadari, seperti pasangan / anak kita kehilangan kebebasan untuk berekpresi, kita akan berhadapan dengan robot. Dan saya rasa itu bukan solusi yang tepat.

Lalu bagaimana solusinya ?

Sering sekali seseorang mengatakan “Saya mengerti maksud kamu, tetapi kamu juga harus memahami saya juga dong”, contoh pernyataan ini yang membuat saya berpikir apakah dia benar-benar mengerti atau sebenarnya dia ingin orang lain yang menuruti kemauannya.

Dari banyak kasus-kasus seperti di atas, saya menemukan hal menarik bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk membuat orang lain menjadi tunduk atau membuat orang lain yang memahami dirinya tanpa ia mau memahami orang lain. Solusinya sederhana, yaitu saling pengertian, mudah kan. Saling pengertian adalah suatu sikap dimana dua pihak saling memahami dan menghargai untuk mencapai suatu hasil, Namun hal ini tidak semudah kata-kata.

Untuk mendapatkan kondisi saling pengertian, setiap pihak harus melepaskan ego-nya, jika tidak bisa dua pihak maka salah satunya. Ini menjadi rumit karena ego manusia tingginya selangit. Agar kita dapat melepaskan ego atau setidaknya menurunkan-nya sedikit, yah cari paling baik adalah melihat hasil yang ingin dicapai. Memahami hasil yang ingin capai dan itu memberikan benefit yang banyak bagi kita, maka kita akan rela menurunkan ego kita.

Memahami orang lain adalah kondisi dimana kita bukan sekedar tau permasalahan atau alasan sikap mereka, tetapi kita juga tau apa yang harus dilakukan . Saatnya belajar untuk memahami orang lain, bukan sekedar dipahami oleh orang lain!

Belajar memahami orang lain, seperti belajar berbagai keilmuan yang ada. Kita belaja matematika, maka kita bisa berhitung. Kita belajar fisika, maka kita menggunakan untuk berbagai hal. Sama seperti ketika kita belajar memahami orang lain, kita juga akan mampu menggerakan mereka tanpa paksaan.

Apa saja yang harus dipahami dari orang lain?

Banyak hal yang harus kita pelajari, namun sebagai stater mari kita mulai dari dasarnya, yaitu:

  1. Mengapa dia bersikap seperti itu?

Memahami alasan orang lain bersikap seperti itu, kita harus subjektif. Kita jangan menggunakan emosi atau perasaan karena itu akan mempengaruhi penilaiannya

  1. Bagimana kondisi emosi dan perasaan dia?

Memahami kondisi emosinya akan membantu kita menentukan waktu yang tepat untuk memberikan arahan. kondisi emosi seperti sedih / marah akan membuat dia mem-blok setiap saran yang diberikan.

  1. Apa motivasi dia?

Mengenali apa tujuannya dia bersikap seperti itu, maka akan membantu kita mencari alternative solusi lainnya yang lebih efektif dan harmonis.

  1. Apa pendapat dia tentang diri anda?

Opini seseorang terhadap diri kita akan mempengaruhi terhadap saran-saran yang kita berikan, jika dia masih memiliki opini yang negatif maka jangan berharap untuk diterima sarannya.

  1. Perubahan apa yang harus kita lakukan?

 

Setelah kita mendapatkan jawaban dari 1 s/d 4, akhirnya kita mendapatkan langkah-langkah yang tepat untuk menyelesaikan masalah ini. Langkah ke 5 adalah perubahan sikap atau tindakan kita.

Mengapa kita yang harus berubah? Bukankah seharusnya orang tersebut yang harus berubah? Mengharapkan orang lain berubah tanpa ada tindakan dari kita itu seperti “Katak Merindukan Bulan”, hal itu berada diluar kendali kita. Jika kita ingin membuat orang lain berubah maka kita yang harus melakukan perubahan terlebih dahulu. Perubahan-perubahan yang kita lakukan akan menjadi suatu pengerak yang membuat orang lain berubah.

Bagaimana jika kita sudah berubah, tetapi dia masih tetap?

Perubahan yang kita lakukan harus memenui maksud dan tujuan yang jelas, sering sekali orang-orang berkata “Saya sudah melakukan ini-itu tetapi Dia masih seperti itu”.  Hal ini dapat terjadi karena perubahan yang dilakukan atas dasar penilaain subjektif, kita berubah atas dasar mau kita sendiri bukan atas dasar target atau tujuan yang sudah jelas.

Jika kita berubah sesuai target yang sudah ditentukan, maka hasilnya  akan tidak akan jauh. Yang perlu diingat adalah fleksibilitas diri kita untuk terus beradaptasi untuk mencapai tujuan.

Semoga mencerahkan.

Share this:

  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
  • Click to share on WhatsApp (Opens in new window)

Related

Filed Under: Dinamika Kehidupan Tagged With: relationship

Reader Interactions

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Primary Sidebar

Recent Posts

  • Kebencian dan Daya Tariknya
  • Politik zaman now
  • Mimpi Besar Menghidari Ilusi
  • Cara Jepang Mengatasi Perilaku Menunda Nunda
  • Meditasi

Categories

  • Dinamika Kehidupan
  • Hypnosis
  • Meditasi
  • NLP

Archives

  • July 2018
  • June 2018

Copyright © 2021 · Twenty Seven Pro on Genesis Framework · WordPress · Log in